Bismillahirrahmanirrahim... بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

15 December 2010

Adab Makan

Oleh: Imam Nur Suharno

Hai anak Adam, pakai" lah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS AlA'raf [7]: 31).

06 December 2010

MASJID PENUH MALAIKAT

Sastra
Cerpen Miftah Fadhli

“Ki Ma’un, kenapa pintu masjid belum dibuka?” tanya Jawi ketika menghampiri Ki Ma’un yang hanya nongkrong di depan pagar masjid. “ Lha, malah ngendhukdi sini. Kenapa belum dibuka masjidnya, Ki.”

03 November 2010

Akhirat 1 Menit 49 Detik


Oleh Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS
Sumber: Hikmah - Republika

Berbagai bencana alam, kembali menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari 'tsunami' kecil di Wasior, Papua, yang menewaskan lebih dari 150 orang, disusul banjir di Jakarta yang mampu menghentikan denyut jantung aktivitas perekonomian Ibu Kota, lalu gempa dan tsunami di pantai Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat, yang merenggut lebih dari 115 nyawa, hingga awan panas Gunung Merapi yang mencapai suhu 8000C di Yogyakarta, seakan ikut andil untuk 'menyapa' manusia. Fenomena alam ini tak ubahnya secuil bukti kemahakuasaan Allah untuk menggambarkan betapa kecilnya kuasa manusia di dunia.

25 October 2010

Jangan Remehkan Ucapan Anda


Sumber: eramuslim.com

Mengajak manusia ke jalan Allah ta’aala merupakan aktifitas yang sangat mulia. Allah ta’aala menyebutnya sebagai ”ucapan yang paling baik”. Namun tidak banyak muslim yang mau dan sanggup melakukannya. Pada umumnya seorang muslim dihalangi oleh seribu satu alasan untuk tidak melakukannya. Ada alasan yang sangat umum yaitu ”nanti si non-muslim tersinggung”.

Sorban Kiai

Sastra
Oleh Muhammad B Anggoro


Tepuk tangan menggemuruh. Setiap kali Faruq menjadi pembicara, sering mendapatkan aplaus yang meriah dari para jamaah yang mendengarkan khutbahnya. Maklum, dia memang seorang dai muda yang sedang naik daun di kotanya. Wajahnya tidak jarang juga sering muncul di layar televisi. Kepopulerannya ini ternyata juga berbanding lurus dengan pemahaman ilmu agamanya yang bagus.

22 October 2010

KISAH BERPISAHNYA ROH DARI JASAD


Oleh: Abi Kasman Alfarids

Dalam sebuah hadith daripada Aisyah r.a katanya, "Aku sedang duduk bersila di dalam rumah. Tiba-tiba Rasulullah s.a.w. datang dan masuk sambil memberi salam kepadaku. Aku segera bangun kerana menghormati dan memuliakannya sebagaimana kebiasaanku di waktu baginda masuk ke dalam rumah. Rasulullah s.a.w. bersabda, "Duduklah di tempat duduk, tidak usahlah berdiri, wahai Ummul Mukminin." Maka Rasulullah s.a.w. duduk sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu baginda berbaring dan tertidur.

18 October 2010

MASJID JIN Tempat Berimannya Para Jin

Oleh Syahruddin El-Fikri

Para jin tersebut berasal dari daerah Nasibain di dekat Mosul, Irak.


"Tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
(Adz-Dzariyat [51]: 56).

Begitulah penegasan Allah dalam Alquran tentang tujuan-Nya menciptakan jin dan manusia, yakni semata-mata untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Esa. Karena itu, golongan jin dan manusia terbagi dua, yaitu Muslim dan kafir.

Tentang Jin (5) : Jenis-Jenis Jin

Para ulama memahami bahwa jin memiliki kelompok-kelompok yang tidak ada bedanya dengan masyarakat manusia. Ada sekian ayat yang dijadikan alasan oleh para penganut pandangan ini, antara lain firman-Nya, "Hai kelompok jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, lintasilah. Kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan." (QS Ar-Rahman [55] ayat 33).

Tentang Jin (4) : Bisakah Jin Diperintah Manusia?

Oleh Nidia Zuraya

Di zaman Nabi Sulaiman AS, jin diperintahkan untuk membuat bangunan.

Sejumlah ulama berpendapat bahwa manusia dan jin sama-sama dibebani dengan hukum taklifi (kewajiban dan larangan). Karena itu, para jin pun berkewajiban menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Lihat surah Adz-Dzariyat [51]: 56. Mereka yang menjalankan perintah tersebut tentu saja akan mendapatkan balasan pahala dari Allah dan yang mengerjakan larangan-Nya juga akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Tentang Jin (3) : Tempat Tinggal yang Disukai Jin

Oleh Nidia Zuraya

Seperti halnya manusia, jin juga punya tempat tinggal dan bahkan beranak pinak. Tentu saja, tempat tinggalnya berbeda dengan tempat tinggal manusia. Rumahnya tak terlihat oleh manusia.

Tentang Jin (2) : Mengenal Jin


Oleh Nidia Zuraya, Syahruddin El-Fikri



Jin diciptakan dari api yang menyala dan lebih dahulu dibandingkan Adam.

Mendengar nama jin (jinn, dalam bahasa Arab), terbayang tentang makhluk Allah yang sangat menyeramkan, berwajah sangar, suka mengganggu manusia, lidah menjulur, dan lain sebagainya. Namun, ia tak terlihat. Karena itu disebut dengan makhluk halus. Bahkan, banyak orang yang menyebutkan, wajah jin senantiasa sangat mengerikan. Andai bisa memilih, banyak orang yang tak ingin melihat rupanya. "Pokoknya seram," begitulah pendapat sejumlah orang tentang makhluk Allah yang satu ini.

Tentang Jin (1) : Jin Dalam Pandangan Islam

Oleh Syahruddin El-Fikri

Mereka seperti manusia, yakni makan, menikah, melahirkan, dan bertempat tinggal.


Banyak orang yang merinding bila disebut nama jin. Bahkan, terkadang diselingi dengan perasaan takut, resah, dan lain sebagainya. Makhluk yang diciptakan Allah dari api yang menyala ini (QS ar-Rahman [55]: 15, dan al-Hijr [15]: 27), digambarkan sebagai sosok yang sangat menyeramkan. Ia memiliki tanduk, bergigi tajam, menyeringai, bermata merah, dan lain sebagainya. Itulah gambaran yang selama ini terekam dalam memori banyak orang.

15 October 2010

Inilah Khutbah Rasulullah Saat Pertama Kali Sholat Jumat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagaimana dikisahkan dalam berbagai buku sejarah Rasulullah SAW, seperti Fikih Sirah, Sirah Nabawiyah, maupun Hayatu Muhammad karya Muhammad Husein Haykal, shalat Jumat pertama yang dilakukan Rasul SAW adalah di Wadi Ranuna, sekitar satu kilometer dari Masjid Quba, atau kurang lebih empat kilometer dari Madinah al-Munawwarah. Di sana kini berdiri sebuah masjid yang diberi nama Masjid Jumat.

12 October 2010

Mabrur Tanpa Pergi Haji

KISAH HAJI
Oleh Syahruddin El-Fikri

Setiap jamaah haji pasti menginginkan untuk mendapatkan haji mabrur, yakni ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Hal serupa pun menjadi dambaan Abdullah bin Mubarok (118-181 H/726-797 M), seorang ulama asal Marwaz, Khurasan.

11 October 2010

7 Jurus Mendidik Anak Shalih Metode Nabi

 

Oleh: Sumedi, A.Md.Tek.
Sumber: voa-islam.com
 
Kebahagiaan yang paling berkesan bagi sepasang pengantin baru adalah perkawinan. Tapi, coba tanyakan ke setiap pasangan suami istri yang telah mempunyai keturunan, tentang manakah yang lebih membahagiakan antara peristiwa perkawinan dan mendapatkan anak? Mereka akan serentak menjawab: “mendapat anak!”.

Apakah Ikhlas Itu?

Sumber: http://yudhaprambudia.cybermq.com/

Tentu kita sering mendengar orang menyebut-nyebut kata ikhlas. Namun banyak orang yang tidak memahami apa sebenarnya hakekat dari istilah ”ikhlas” ini. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa kita lihat dari kisah berikut ini :

Cara Melihat Tuhan

Sumber: netlog.wordpress.com
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw:
Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat?
Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama?
Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan?
Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah.

Perempuan Shalat di Tengah Malam

Republika - Minggu, 10 Oktober 2010

SASTRA - Cerpen M Anshor Sja'roni

Perempuan yang selalu shalat di tengah malam itu namanya Akila. Teman-temannya memanggilnya Lala. Namun, abah dan umi memanggilnya Kila. Sementara itu, suaminya lebih suka memanggilnya Laila.

Bilal bin Rabah Sang Muazin Rasulullah

Republika - Minggu, 10 Oktober 2010

Hujjatul Islam
Nidia Zuraya

Rasulullah pernah mendengar jejak langkahnya di dalam surga karena ia senantiasa memelihara wudhu.

Menyebut nama Bilal bin Rabah, kita pasti terbayang kisah keteguhan hati seorang Muslim sejati. Betapa tidak. Saat umat Islam masih berjumlah sekian orang serta kekejaman yang diterima kaum Muslim, seorang budak berkulit kelam bertekad bulat dan mengikrarkan diri beriman kepada Allah SWT.

06 October 2010

Berlaku Lembutlah! Sesungguhnya Allah Menyukai Kelemahlembutan

voa-islam.com - Selasa, 05-10-2010
Oleh: Badrul Tamam

Di antara nama-nama Allah Ta’ala adalah الــرَّفِيْــقُ  al-Rafiiq, artinya Yang Mahalembut, Mahabaik, Mahamenyertai. Nama ini diambil dari kata al-rifqu, yaitu pelan-pelan dan berangsur-angsur dalam urusannya. Lawannya adalah al-‘unfu (keras), melakukan sesuatu dengan kasar dan buru-buru.

05 October 2010

HAKEEM OLAJUWON: Kagum Keindahan Alquran

Republika Minggu, 03 Oktober 2010

MUALAF

Oleh Nidia Zuraya

"Berkarier dalam bidang apa pun, harus mendedikasikan hidup untuk agama yang diyakini kebenarannya."



Di era 1990 hingga awal 2000-an, nama Hakeem Olajuwon begitu memukau publik Amerika Serikat (AS), khususnya bagi penggemar basket NBA. Pasalnya, sosok dengan tinggi badan 213 sentimeter itu berhasil menampilkan permainan indah dan menawan. Tak heran, bila namanya selalu disejajarkan dengan pebasket andal NBA lainnya, seperti Abdul Kareen Jabbar dan Michael Jordan.

Kisah Seekor Ayam

Republika Minggu, 03 Oktober 2010

SASTRA

Oleh Dadang Ari Murtono

Datanglah ke kota ini dan kau akan mendapati setiap orang mengerti kisah ini. Kisah yang dituturkan ibu-ibu untuk mengantar tidur anak-anaknya. Kisah yang diulang-ulang oleh para lelaki di warung kopi. Kisah yang bermula dari masa ketika binatang-binatang dapat berbincang. Beginilah.

01 October 2010

Kapan Ramadhan Lagi Ya ?

Kiriman dari Pak Budi Hidayat, Inspiring Story III (The Inspiring Go On) 30 September at 23:29.
 
Mumpung masih syawal :) . Berikut ini wawancara dengan anak jalanan. Kesan pesan mereka tentang Ramadhan kemarin. Hebatnya mereka semua suka ramadhan . Bahkan Ingin Ramadhan sepanjang tahun !

oOo

Namaku Hamdhan, Kalau tidak salah umurku sebelas tahun. Cari aku di kolong jembatan layang di malam hari. Bisanya aku tidur disana setelah ngamen atau mengemis.

30 September 2010

Gazza Tidak Membutuhkanmu [Re-Post]

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

29 September 2010

Keutamaan Istighfar

Imam Nur Suharno MPdI

Muhammad Shalih Al-Khuzaim dalam bukunya Shifat Shalat Qiyamullail, menjelaskan bahwa istighfar merupakan penutup amal saleh, penutup shalat, haji, puasa, dan juga penutup majelis. Istighfar berfungsi untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang diperbuat selama melaksanakan ibadah tersebut. Selain itu, istighfar juga sebagai penyebab utama mendapatkan ampunan Allah SWT.

Rahasia Tidur

Oleh: Imam Nur Suharno

Tidur merupakan salah satu nikmat Allah SWT yang tak terhingga nilainya karena di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keagungan-Nya. "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (QS Ar-Rum [30]: 23).

27 September 2010

Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman?

Oleh: Syahruddin El-Fikri

Banyak bukti dan data yang identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba di Borobudur dan wilayah sekitarnya.



Membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman.

24 September 2010

Adab Silaturahim

TUNTUNAN
Orang yang suka dan gemar bersilaturahim akan di luaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya.


Menyambung tali silaturahim merupakan salah satu kewajiban seorang Muslim, sedangkan memutusnya termasuk dosa besar. Silaturahim memiliki keutamaan yang sangat besar, selain di dunia dan juga kelak di akhirat. Allah SWT dan Rasulullah SAW menjanjikan pahala yang sangat besar bagi Muslim yang bersilaturahim.

23 September 2010

Sepuluh Tanda Bila Ibadah Bulan Ramadhan Diterima Allah SWT


Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah bagi junjungan kita Nabi Muhammad, kepada keluarganya, para sahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du.

Para pembaca yang dirahmati Allah Ta’alaa:
Setelah mengerjakan setiap ketaatan dan ibadah baik itu umrah, haji, puasa, sholat, sedekah, atau amal shalih apapun kita mengulang-ulang bisikan Ali radhiallahu anhu saat berkata: (seandainya aku tahu, apakah amalanku termasuk yang diterima maka aku mengucapkan selamat untuknya, atau yang ditolak maka aku mengucapkan belasungkawa untuknya).

05 August 2010

Berjalan di Depan Orang Shalat, Bolehkah?


Fikih muslimah
Oleh Syahruddin El-Fikri

Lebih baik menunggu hingga 100 tahun daripada melintas di depan orang shalat.

Shalat adalah perintah Allah SWT yang telah ditetapkan dalam kitab-Nya, Alquran. Setiap umat Islam, baik laki-laki atau pun perempuan, wajib melaksanakannya. Mereka yang tidak mengerjakan perintah Allah itu, berarti dia termasuk orang yang telah membangkang perintah Sang Pencipta. "Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS An-Nisa [4]: 103).

07 June 2010

Kehancuran Israel Menurut Al-Qur'an dan Hadits


Oleh: Fauzan Al-Anshari
(Pimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis)

Kejahatan Yahudi

Tragedi Flotilla pekan lalu benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits.

04 June 2010

Pandangan Visioner Imam Khomeini ra



[http://indonesian.irib.ir/] Pada tahun 1989, dunia Islam dan bangsa Iran kehilangan seorang pemimpin agung, bapak pendiri Republik Islam, Imam Khomeini ra. Beliau adalah sosok figur besar yang memimpin perjuangan rakyat Iran melawan kediktatoran sebuah rezim despotik. Tepatnya 21 tahun lalu, radio BBC mengumumkan, "Hari ini seseorang telah meninggal dunia dan kepergiannya membuat sebagian besar mata di Barat dapat tidur dengan nyenyak." Pada hari itu banyak yang berpikir bahwa jalan dan cita-cita Imam Khomeini ra akan redup bersama kepergiannya dan totalitarian dunia kembali dapat menjarah bangsa-bangsa dan menyeret dunia kepada ketidakamanan dan kekerasan.

Tapi hari ini, dua dekade telah berlalu sejak masa itu, sementara kekuatan-kekuatan arogan dunia semakin tercengang oleh pengaruh besar pikiran dan gagasan Imam Khomeini ra di tengah bangsa-bangsa dunia. Hamid Malakouti, kordinator kebudayaan Iran di Sudan, mengatakan, "Suatu hari aku berada di kantorku dan tiba-tiba telepon genggamku berdering. Aku mendengar suara seorang pemuda yang mengatakan, "Saya Khomeini." Aku berkata dengan heran, "Jika memungkinkan silahkan Anda mengulang sekali lagi! Lalu ia dengan suara pelan dan ekspresif berkata, "Saya Khomeini."

Aku baru mengenalnya setelah ia datang menemuiku. Dia adalah seorang pemuda berkulit hitam dengan usia sekitar 28 tahun. Dengan ceria dia berkata, "Nama saya Khomeini dan lahir pada tahun 1982 di Khartoum. Ayah saya sangat mengagumi karakter Imam Khomeini ra sehingga menamakan putranya yang baru lahir dengan nama Khomeini. Dengan penuh rasa bangga beliau mengenalkan namaku itu kepada keluarga, kerabat dan teman-temannya."

Pemuda itu menuturkan, "Saya katakan kepada seluruh pemuda Iran berbahagialah kalian karena punya pemimpin seperti itu. Teruskanlah langkah kalian karena kemenangan ada bersama kalian. Imam Khomeini dan Ayatollah Khamenei adalah kebanggaan dan kemuliaan bagi manusia merdeka di seluruh dunia. Ketahuilah! Jika Imam Khomeini ra telah tiada, maka ada ribuan Khomeini lain di seluruh penjuru dunia yang lahir dengan pikiran dan gagasannya. Mereka tumbuh dengan cinta dan siap melanjutkan jalan Khomeini."

Siapakah gerangan Imam Khomeini ra? Bagaimana para pemuda dunia bahkan di titik yang paling terpencil sekalipun memperkenalkan dirinya yang menyandang nama Khomeini dengan penuh rasa bangga dan kebesaran?

Saat ini dunia menyaksikan semakin meningkatnya kecenderungan manusia modern kepada agama dan spiritualitas. Banyak orang menilai fenomena ini muncul karena mereka terkesima oleh perjuangan Imam Khomeini ra yang tak kenal lelah. Sekarang antusiasme spiritual manusia-manusia modern telah menghidupkan sosok Imam Khomeini ra dalam pikiran bangsa-bangsa dunia. Imam Khomeini ra yakin bahwa dunia haus akan nilai-nilai luhur firman Tuhan dan mereka akan menerimanya jika telah memahami dengan baik.

Robert Macwand, penulis buku The Era of Imam Khomeini (R. T. A.) and the Religious and Spiritual approach of the Contemporary Human Binges, menyebut abad 21 sebagai abad petualangan spiritual manusia. Seraya membeberkan sekumpulan data dan statistik, ia memprediksikan bahwa abad 21 merupakan era baru antusiasme keagamaan dan dalam kondisi tertentu tidak ada kekuatan sosial yang lebih kuat dari agama. Namun demikian, para pakar mengetengahkan beragam analisa tentang pendekatan baru terhadap agama di tengah masyarakat industri maju, tapi mayoritas meyakini bahwa kecenderungan kepada etika dan spiritualitas merupakan buah kesadaran umat manusia.

Imam Khomeini ra, seorang bijak, arif dan politikus abad 21 bangkit memasuki medan pertempuran besar dengan ketulusan dan rasa tanggung jawab agama untuk mengubah norma-norma menyimpang masyarakat modern. Dengan bekal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, Imam Khomeini ra mampu menggerakkan samudera manusia dan menyeru bangsa-bangsa tertindas untuk bangkit melawan kezaliman dan ketidakadilan. Pikiran dan gagasan Imam Khomeini ra tidak terbatas pada lapisan masyarakat tertentu. Beliau senantiasa menekankan harkat dan martabat manusia berdasarkan ajaran agama dan menilai misi utama para Nabi as adalah mendidik umat manusia.

Imam Khomeini ra dalam surat wasiatnya menggariskan jalan yang akan mengantar manusia kepada tujuan akhirnya. Dalam suratnya itu, Imam mula-mula menjelaskan hadis Tsaqalain yang diakui akurasinya oleh mayoritas umat Islam. Menurut pandangan Imam Khomeini ra, hal-hal yang akan mendatangkan kebahagiaan umat manusia dan mendorong dunia kepada keadilan adalah pengamalan terhadap ajaran-ajaran al-Quran dan mempercayakan urusan pemerintahan kepada orang-orang yang berkompeten dan saleh.

Imam Khomeini ra telah memperkenalkan prinsip pemerintahan Islam dengan bentuk yang paling baik dan menurutnya, pemerintahan orang-orang saleh dan bertaqwa mampu menjamin kebahagiaan umat Islam dunia-akhirat. Pada dasarnya, bentuk pemerintahan ini menentang kezaliman, kerusakan dan kekejaman. Jelas, pemerintahan yang didasarkan pada nilai-nilai spiritual dan agama akan mengancam kepentingan kekuatan-kekuatan arogan dan berhadapan dengan kendala dan konspirasi yang dirancang oleh musuh.

Namun orang-orang yang melangkah secara istiqamah di jalan Tuhan pasti mendapat pertolongan-Nya. Imam Khomeini ra dalam surat wasiatnya menyeru semua pihak untuk mengenal diri sendiri dan meraih kemandirian di semua bidang dengan cara mengingat Allah Swt. Dan jelas bahwa pertolongan Allah Swt ada bersama mereka. Imam Khomeini ra mencetuskan sebuah konsep politik yang sangat berpengaruh di penghujung abad 20. Konsep itu menegaskan integrasi politik dan agama secara esensial. Konsep itu juga menawarkan jalan alternatif kepada manusia modern dan memberi perhatian penuh terhadap dimensi material dan spiritual umat manusia.

Imam dalam surat wasiatnya, menyatakan, "Islam adalah sebuah ajaran yang berbeda dengan faham-faham politeisme. Islam berperan dalam seluruh urusan individual dan sosial, material dan spiritual, budaya, politik, militer dan ekonomi. Islam sama sekali tidak melupakan poin-poin yang berpengaruh dalam mendidik manusia dan memajukan kehidupan material dan spiritual mereka. Islam selain mengingatkan halangan dan kendala yang menghambat jalan kesempurnaan individu dan masyarakat, juga berupaya mengatasinya.

Pada bagian lain suratnya, Imam berwasiat kepada kaum muda dan mengatakan, "Wahai para pemuda dan pemudi, saya pesankan agar kalian menjaga kemerdekaan, kebebasan, dan nilai-nilai manusiawi, meskipun hal itu harus dijalani dengan menanggung susah-payah dan penderitaan. Janganlah kalian mengorbankan diri untuk keindahan dan kesenangan yang tanpa batas. Janganlah kalian datang ke tempat-tempat maksiat yang dibudayakan oleh Barat dan antek-antek mereka. Mereka, sebagaimana telah ditunjukkan oleh pengalaman, tidak menginginkan apapun, kecuali agar kalian jatuh ke dalam kejahatan dan lalai atas nasib bangsa kalian sendiri."

"Ketahuilah bahwa para penentang Islam dan negara-negara Islam adalah mereka yang saat ini merupakan kekuatan adidaya dan perampok internasional. Secara bertahap dan cermat, mereka menyusup ke negara kita dan negara-negara Islam lainnya. Mereka menarik negara-negara Islam ke arah jebakan eskploitasi dengan memanfaatkan orang-orang pribumi. Kalian harus waspada dan berhati-hati. Ketika merasakan adanya langkah awal dari infiltrasi ini, bangkitlah untuk melawannya dan jangan beri kesempatan kepada mereka."

Salah satu poin yang harus dinasehatkan dan diingatkan adalah bahwa Islam menentang para pemilik modal yang bersikap zalim, tanpa perhitungan, dan yang memiskinkan rakyat secara kejam dan zalim. Islam bahkan secara tegas mengutuk sikap seperti itu dalam Al-Qur'an dan Sunnah, dan menyebutnya sebagai tindakan menentang keadilan masyarakat. Memang ada sebagian orang berpaham menyeleweng yang tidak memahami pemerintahan Islam dan berbagai masalah politik dalam Islam. Mereka ini dalam pembicaraan dan tulisan sedemikian rupa berusaha memperlihatkan -dan hingga kini masih terus melakukannya- bahwa Islam adalah pendukung tanpa batas dan tanpa ukuran terhadap kekuasaan modal dan kepemilikan.

Dengan menampilkan pemahaman sesat yang dikesankan berasal dari Islam itu, mereka telah menutupi wajah Islam yang bercahaya. Dengan ini, terbukalah jalan bagi orang-orang yang berniat busuk dan musuh-musuh Islam. Mereka memberikan kepada Islam pakaian liberalis, imperialis, dan eksploitarisme, seakan-akan Islam sama seperti Rezim AS dan Inggris yang serakah. Orang-orang yang mengandalkan kebodohannya itu, tanpa berkonsultasi dengan orang-orang yang benar-benar mengenal Islam, kemudian memprotes sistem Islami yang dipraktekkan oleh Iran.

Dalam wasiatnya kepada kaum muslimin dan orang-orang yang tertindas di seluruh dunia, Imam meminta agar mereka jangan hanya duduk berpangku tangan menunggu pemimpin dan aparat negara meminta kekuatan-kekuatan asing untuk datang sambil membawakan hadiah berupa independensi dan kebebasan.

Fakta bahkan mengatakan bahwa hampir semua pemerintahan dunia yang bergantung kepada kekuatan-kekuatan asing malah melakukan tindakan represif terhadap rakyatnya sendiri. Seandainyapun ada upaya pembangunan, maka yang lebih banyak menikmatinya adalah para penguasa sendiri, keluarganya, atau paling jauh adalah kelompok-kelompok minoritas oligarkis yang prosentasenya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah keseluruhan rakyat negara itu. Sedangkan mayoritas warga hanyalah buruh kecil atau menjadi konsumen barang-barang yang diproduksi oleh negara-negara Barat atau Timur. Fenonema ini hingga sekarang masih sangat tampak di dunia.
(IRIB/RM/AHF).

02 June 2010

Mengungkap Akar Permusuhan Kaum Muslimin dengan Yahudi



http://www.voa-islam.com/


Umat Islam pada saat ini terjerumus ke dalam fanatisme dan penyakit yang mematikan, di antara bentuk terparahnya adalah penjajahan bangsa Yahudi atas negeri kaum Muslimin, Palestina. Yahudi telah membunuh kaum laki-laki dan anak-anak kaum muslimin, meneror dan melecehkan kaum wanita dan anak-anak, membakar masjid dan menghancurkan rumah mereka, serta memboikot dan memblokade mereka dari dunia luar.

Seorang muslim dalam melihat dan menilai sesuatu harus bertolak dari kabar berita Al-Kitab dan al-Sunnah. Dari sini, kita sadarkan diri kita dan terangi jalan kita, serta mempersiapkan kekutan untuk menghadapi musuh-musuh kita.

Kenapa kita membenci Yahudi

Kenapa kita marah, benci, dan memusuhi Yahudi? Mari kita lihat makar dan kejahatan mereka yang sebenarnya.

Kita membenci Yahudi karena mengharap keridlaan Rabbana. Kita membenci mereka karena Allah, disebabkan mereka menghina Allah dan membunuh para Nabi dan mencela mereka.

Allah telah mengabarkan polah tingkah mereka dalam kitab-Nya melalui firman-Nya:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ

"Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki." (QS. Al-Maidah: 64)

Yahudi-yahudi itu yang telah berkata,

إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: 'Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu adzab yang membakar'." (QS. Ali Imran: 181)

Mereka juga berlaku kurang ajar terhadap Allah dengan menuduh bahwa Allah memiliki anak,

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ

"Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putra Allah'." (QS. Al-Taubah: 30) Maha suci Allah dari apa yang mereka tuduhkan, "Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS. Al-Furqaan: 2)

Mereka juga telah berkata dalam Talmud, "Tidaklah Allah itu –kita meminta ampun pada-Nya, Dzat Maha suci- maksum (terjaga) dari kesalahan, marah, dan bohong."

Masih dari Talmud mereka, "Allah menghabiskan waktu tiga jam pada siang hari untuk bermain-main dengan raja ikan."

Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari perkataan-perkataan mereka yang batil. Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لاعِبِينَ . لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا لاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا إِنْ كُنَّا فَاعِلِين َ. بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

"Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya). Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)." (QS. Al-Anbiya': 16-18)

Dalam Talmud mereka juga tertulis, "Orang Yahudi lebih dicintai oleh Allah daripada Malaikat. Maka barangsiapa yang menampar seorang Yahudi dia seperti menampar kemuliaan Allah."

Pernyataan tersebut hanya kedustaan belaka. Allah telah mendustakan mereka melalui firman-Nya:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu)." (QS. Al-Maidah: 18)

Talmud mereka juga menyebutkan, "Sesungguhnya Allah bermusyawarah dengan para Rabi' Yahudi di atas bumi ketika didapatkan sebuah dilema yang tidak bisa diselesaikan di langit." Mahatinggi Allah dari apa yang mereka ucapkan. Apakah mungkin ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Allah? Mahasuci Allah dan Mahatinggi serta Maha Kuasa melakukan segala sesuatu.

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." (QS. Yaasin: 82)

Mereka berkata lagi dalam Talmud dengan ungkapan kotor tanpa rasa malu, "Bahwa sesungguhnya ajaran-ajaran para Rabi' tidak bisa dibatalkan atau dirubah walaupun dengan perintah Allah."

Mahasuci Allah Yang telah berfirman tentang Yahudi terlaknat,

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

"Mereka menjadikan orang-orang alim (para rabi)-nya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah." (QS. Al-Taubah: 31)

Mereka itulah yang Allah firmankan,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah." (QS. Al-Taubah: 34)

Orang-orang Yahudi selalu merasa di atas yang lain. Mereka tidak menganggap selain mereka dan tidak menghargainya. Mereka berkata kepada orang di luar Yahudi, sebagaimana yang terdapat dalam Talmud mereka:

* "Seperma non-Yahudi seperti seperma binatang-binatang yang ada."

* "Setiap orang Yahudi wajib berusaha keras untuk menghalangi tegaknya kekuatan umat-umat lain di muka bumi agar dominasi kekuasaan berada di tangan Yahudi saja."

* "Kalau saja Allah tidak menciptakan Yahudi, pasti tidak ada keberkahan di muka bumi ini."

* "Orang-orang yang keluar dari agama Yahudi adalah babi-babi yang najis."

* "Arwah orang Yahudi mulia di sisi Allah. Dibandingkan dengan arwahYahudi, arwah non-Yahudi adalah arwah syetan yang menyerupai arwah binatang."

* "Orang Yahudi tidak bersalah apabila melanggar kehormatan non-Yahudi. Karena setiap ikatan pernikahan yang dilaksanakan non-Yahudi adalah batil. Wanita non-Yahudi dianggap seperti binatang. Dan ikatan pernikahan tidak ada antara binatang-binatang."

* "Orang Yahudi berhak memperkosa wanita non Yahudi."

* "Zina dengan non-Yahudi, baik laki-laki atau perempuan, tidak ada hukumannya (tidak berdosa) karena mereka keturunan binatang."

* "Wanita Yahudi tidak boleh mengadukan (melaporkan), apabila suaminya berzina dengan wanita non-Yahudi di rumah mereka."

Pernyataan-pernyataan mereka di atas sesuai dengan yang Allah terangkan dalam mengungkap apa yang ada di benak mereka,

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang umi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 75)

Tentang keyakinan mereka mengenai nasib non-Yahudi di akhirat kelak, sebagaimana yang tercantum dalam Talmud, "Surga Na'im adalah tempat kembali bagi arwah orang-orang Yahudi. Dan tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi."

Ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala,

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar"." (QS. Al-Baqarah: 111)

Orang-orang Yahudi adalah kaum yang telah membunuh nabi-nabi Allah, mencela, dan mencaci mereka. Mereka berkata tentang Isa bin Maryam 'alaihis salam dalam Talmud, "Dia itu anak zina. Sungguh ibunya telah mengandungnya selama periode menstruasi. Dia itu seorang penipu dan menyesatkan, orang tolol dan menipu orang-orang Israel. Dia itu disalib dan mati serta dikuburkan di Jahanam. Dia disiksa di sana dalam tungku air mendidih yang berbau busuk."

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman tentang kedustaan, celaan, dan fitnah mereka atas Isa al-Masiih 'alaihis salam dan ibunya.

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا . وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا . وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

"Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (QS. Al-Nisa': 155-157)

Orang-orang Yahudi telah berkata dalam Talmud mereka tentang permusuhan mereka terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:
"Karena al-Masih (Isa) sebagai pembohong dan begitu juga Muhammad adalah diketahui dan diakui sebagai pembohong. Pembohong seperti dia (Isa). Kita wajib memerangi pendusta yang kedua ini sebagaimana kita telah memerangi pendusta yang pertama."

(Perkataan-perkataan mereka yang lain dapat dilihat pada kitab "Fadhaih Talmud" dan kitab Dafain al-Nafs al-Yahudiyah, karya Muhammad al-Za'bi)

Dosa-dosa dan Kejahatan Yahudi



Orang-orang Yahudi sekarang ini berkata, bahwa Allah menyesal karena telah menciptakan Palestina. Mereka membungkus kepada babi dengan lembaran-lembaran mushaf Al-Qur'an yang di atasnya ditulis "Muhammad" lalu melemparkannya ke masjid Al-Aqsha untuk memancing kemarahan kaum muslimin. Mereka juga menggambar babi pada dinding masjid dan menuliskan nama Nabi kita Muhammad di sana lalu di bawahnya diberi tanda bintang David.

Dengan ini, permusuhan kita dengan mereka adalah permusuhan aqidah, bukan politik. Kita tidak memusuhi mereka hanya karena telah menjajah bumi Islam, tapi jauh sebelum itu ada sebab yang lebih besar dan lebih banyak sebagaimana yang telah dipaparkan di depan. Sebab lain kita memusuhi mereka adalah karena kejahatan mereka dalam merusak kesucian masjid Al-Aqsha, berupaya untuk membakarnya, menghancurkannya, dan menggali beberapa terowongan di bawahnya untuk meruntuhkannya. Juga karena mereka telah membunuh saudara-saudara kita dan menggunakan senjata mematikan yang peluru-pelurunya melubangi kepala-kepala kaum muslimin, lalu meledak di dalamnya.

Kita meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam perbuatan-Nya tidak hanya berisi keburukan semata, tapi pasti mengandung banyak kebaikan, sebagaimana yang keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Maka apa yang kita saksikan dari kejadian demi kejadian di bumi Palestina menumbuhkan solidaritas dan kesadaran kaum muslimin. Ini pertanda bahwa janji masa depan yang cerah dan kemenangan akan segera datang, Insya Allah, di antaranya:

1. Terbentuknya keyakinan yang kuat pada diri mayoritas kaum muslimin bahwa satu-satunya jalan untuk menghadapi Yahudi adalah dengan jihad fi sabilillah. Tuntutan untuk menegakkan kewajiban jihad semakin besar yang merupakan puncak tertinggi amalan Islam.

2. Runtuhnya bendera fanatisme, revolusi, nasionalisme, demokrasi, dan cara-cara jahiliyah lainnya. Sementara bendera Laa Ilaaha Illallaah terus berkibar di tangan kaum muslimin.

3. Kembalinya kesatuan dan persatuan kaum muslimin laksana jasad yang satu dan terealisasinya praktek kehidupan yang telah digambarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya: "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur." (Muttafaqun ‘Alaihi)

4. Telah tampak jelas banyaknya bantuan yang dikeluarkan kaum muslimin untuk saudara-saudara mereka dan membawa sebagian korban luka untuk berobat. Doa qunut pun bergema di semua negeri Islam untuk mendoakan saudara mereka di Palestina dan mendoakan kehancuran Yahudi yang terlaknat. Bahkan ada sebagian anak-anak muda kaum muslimin pergi ke bumi Palestina guna melempar orang Yahudi dengan batu-batu.

5. Semangat kaum muslimin juga mulai terarah. Buktinya terlihat dari slogan-slogan mereka yang menghusung masalah keislaman dan status majid Al-Aqsha. Dan hal ini sangat-sangat menyakiti orang Yahudi –sebagaimana yang disampaikan oleh para ideolog mereka-. Slogan-slogan kaum muslimin adalah: "Khaibar, khaibar Ya Yahud, Jaisy Muhammad saufa Ya'ud." (Maknanya kurang lebih: Ingatlah kejadian Khaibar wahai Yahudi. Pastilah tentara Muhammad akan segera kembali). Orang Yahudi sangat khawatir dengan slogan ini yang berarti bahwa pasukan yang menghormati Muhammad dan mengimaninya sebagai Nabi akan datang dari seluruh penjuru negeri.

6. Upaya perundingan dengan Yahudi harus segera dihentikan, karena perundingan-perundingan itu sangat merugikan umat Islam. Kebiasan Yahudi yang melanggar perjanjian damai dan menghianati kesepakatan telah membungkam para pendukung perdamain, sebagaimana yang telah Allah firmankan, "Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman." (QS. Al-Baqarah: 100)

Walaupun kita melihat perkembangan bagus yang menumbuhkan sikap optimistis, namun kita tidak boleh melupakan hal-hal berikut ini:

- Bahwa kehinaan dan keburukan yang menimpa kita berasal atau disebabkan oleh diri kita sendiri. Kalau kita berharap Allah menghilangkan kehinaan ini, maka kita harus kembali kepada-Nya Subhanahu wa Ta'ala. Karena "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Al-Ra'du: 11) Umat Islam wajib bertaubat dari kesyirikan, kebid'ahan, maksiat, dosa-dosa besar yang telah mereka lakukan.

- Masih juga ada sebagian orang yang tertipu. Dia terus meminta bantuan dan pertolongan kepada kaum musyrikin dan bersandar kepada orang kafir serta terjerumus ke dalam kebingungan dengan menggabung panji-panji Islam dengan bendera ahli syirik. Sesungguhnya syarat datangnya pertolongan Allah harus dihilangkan dulu campur baur ini, "Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula)." (QS. Al-Anfal: 32)

Jalan perjuangan kita bertolak dari kalimat tauhid sehingga bisa menyatukan satu kesepakatan untuk berjuang di atas metode para rasul shalawatullah wasalamuhu 'alaihim.

- Kita harus senantiasa menyiapkan kekuatan jihad untuk menghadapi kekuatan musuh-musuh kita sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta'ala:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Anfaal: 60)

Yang terakhir kita memohon kepada Allah Ta'ala untuk orang-orang yang lemah dari kaum mukminin, menghinakan kaum Yahudi dan musyrikin, menolong kaum muwahhidin, mengusir Zionis Yahudi dari Baitul Maqdis dalam kondisi terhina dan kalah. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya. (PurWD/voa-islam/islamway)

* Keterangan: Diterjemahkan oelh Badrul Tamam dari tulisan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid, "Hakikah al-'adawah baina al-Muslimin wa al-Yahuud".

01 June 2010

Aku Menyimpan Do’aku Sebagai Syafa’at bagi Umatku di Akhirat

http://www.facebook.com/home.php?#!/

Dari Ubay bin Kaab bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila telah datang hari kiamat, saya (Nabi Muhammad saw.) akan menjadi pimpinan seluruh nabi, saya pula juru bicara mereka dan yang memegang syafaat di antara mereka. Ini saya kemukakan bukanlah karena kebanggaan (kesombongan).” (H.R. Abu Daud)

لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُو بِهَا ، وَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى فِى الآخِرَةِ

Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang digunakan untuk berdo’a dengannya. Aku ingin menyimpan do’aku tersebut sebagai syafa’at bagi umatku di akhirat nanti.” (HR. Bukhari no. 6304)

31 May 2010

Inner Beauty Muslimah Sejati


http://www.voa-islam.com/


Setiap muslimah senantiasa mendambakan kecantikan fisik. Tetapi ingat, kecantikan dari dalam (inner beauty) adalah hal yang lebih penting daripada kecantikan fisik belaka. Karena, apa gunanya seorang muslimah cantik fisik tetapi tidak memiliki akhlak terpuji. Atau apa gunanya cantik fisik tetapi dibenci orang-orang sekitar karena tindak-tanduknya yang tidak baik. Karena itu, kecantikan dari dalam memang lebih diutamakan untuk menjaga citra diri seorang muslimah.

Menjaga kecantikan dari dalam berarti menjaga etika dan budi pekerti baik, serta menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang baik berdasarkan sudut pandang syariat Islam. Sebagai contoh, bibir yang indah tak hanya indah menarik secara fisik, tapi juga meniscayakan penuturan kata-kata baik dan ucapan santun. Tutur kata santun dan ucapan yang baik memberi kesan mendalam bagi orang lain.

Allah pun dengan tegas menyatakan bahwa antara ciri hamba-Nya yang baik adalah mereka yang baik ucapannya. Mereka yang apabila dihina atau dicaci oleh orang yang jahil (tidak berilmu), mereka tidak membalasnya kecuali dengan kata-kata baik dan lemah lembut. Dia berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang- orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan: 63)

…seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat…


Tak hanya itu, seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat. Rasulullah bersabda, “Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” Mengenai hadits ini, Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Kebanyakan pendapat yang ada tentang maksud meninggalkan apa-apa yang tidak penting adalah menjaga lisan dari ucapan yang tidak berguna.”

Dalam Ad-Daa` wa Ad-Dawaa`, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menerangkan lebih lanjut, “Menjaga lisan adalah agar jangan sampai seseorang mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Apabila dia berkata hendaklah berkata yang diharapkan terdapat kebaikan padanya dan manfaat bagi agamanya. Apabila dia akan berbicara hendaklah dia pikirkan, apakah dalam ucapan yang akan dikeluarkan terdapat manfaat dan kebaikan atau tidak? Apabila tidak bermanfaat hendaklah dia diam, dan apabila bermanfaat hendaklah dia pikirkan lagi, adakah kata-kata lain yang lebih bermanfaat atau tidak? Supaya dia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan yang pertama (tidak bermanfaat) itu.”

Termasuk dalam hal ini adalah menjauhi perbuatan ghibah yang berkaitan erat dengan lisan yang mudah bergerak dan berbicara. Maka hendaknya para muslimah memperhatikan apa-apa yang diucapkan. Jangan sampai terjatuh dalam perbuatan ghibah yang tercela. Bila setiap wanita muslim bisa menjaga lisan dari mengganggu atau menyakiti orang lain, insya Allah mereka akan menjadi seorang muslimah sejati. Rasulullah SAW bersabda, ”Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Muslim)

Pun demikian dengan anggota tubuh lainnya, seperti mata. Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan memesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka. Allah berfirman mengenai hal ini, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat: 12).

…Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan memesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka…

Rasulullah pun mewanti-wanti, “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.” (HR. At Tirmidzi)

Dan terpenting lagi, mempergunakan mata untuk hal-hal yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini berarti tidak menggunakan mata untuk bermaksiat. Pandangan mata adalah mata air kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat.

Betapa banyak manusia mulia yang didera nestapa dan kehinaan, hanya karena mereka tidak dapat mengendalikan mata. Yaitu ketika matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, karena dipergunakan secara zhalim. Seseorang muslimah yang menjaga pandangan berarti dia menjaga harga diri dan kemaluannya. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka akan terjerumus ke dalam kebinasaan. Inilah mengapa Rasul menegaskan, “Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian.”

Lalu peliharalah telinga dari mendengarkan bid’ah, gosip, kata-kata keji dan sesat, atau menyebutkan kesalahan-kesalahan orang. Telinga diciptakan untuk mendengarkan Kalam Allah dan instruksi-instruksi Rasulullah. Sepasang telinga yang indah dan baik adalah yang bisa mengambil manfaat ilmu-ilmu keislaman.

Lalu tangan yang baik adalah tangan yang diulurkan untuk membantu dan menolong sesama muslim, serta bersedekah dan berzakat. Kita diberi dua tangan; satu untuk membantu kita dan satu lagi untuk membantu orang lain. Lalu Islam juga mengajarkan bahwa tangan ‘di atas’ lebih baik dari tangan ‘di bawah’. Tentang hal ini, suatu ketika, Rasul ditanya oleh para istrinya, “Siapakah di antara kami yang pertama kali akan menemui engkau kelak?” Dengan suara bergetar, Nabi menjawab, “Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dahulu menemuiku.” “Tangan paling panjang” yang dimaksud Rasulullah adalah yang gemar memberi sedekah kepada fakir miskin.

Maka jaga baik-baik kedua tangan, jangan dipergunakan untuk memukul seorang muslim, dipakai untuk mengambil barang haram ataupun mencuri, jangan dipergunakan untuk menyakiti makhluk ciptaan Allah, atau dipergunakan untuk mengkhianati titipan atau amanah. Atau untuk menulis kata-kata yang tidak diperbolehkan.

Kemudian kedua kaki yang ‘indah’ adalah yang dipergunakan untuk mendatangkan keridhaan Allah. Jagalah kedua kaki untuk tidak berjalan menuju tempat-tempat yang diharamkan atau pergi ke pintu penguasa yang kafir. Karena hal itu adalah kemaksiatan yang besar dan sama saja dengan merendahkan diri kalian. Lalu jangan sekali-kali mempergunakan kaki untuk menyakiti saudara-saudari muslim, pergunakanlah untuk berbakti kepada Allah, misalnya dengan mendatangi masjid, tempat-tempat pengajian, berjalan untuk menuntut ilmu agama serta menyambung tali silaturahim, atau melangkahkannya untuk berjihad di jalan-Nya.

Rasul bersabda, “Barangsiapa yang kedua telapak kakinya berdebu di jalan Allah, maka haram atas keduanya tersentuh api neraka.” Beliau menerangkan lagi, “Allah akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya, seraya berfirman: “Sesungguhnya orang yang berangkat keluar untuk berjihad di jalanKu, karena keimanan kepada-Ku dan membenarkan (segala ajaran) para RasulKu, maka ketahuilah bahwa Akulah yang akan menjaminnya untuk masuk ke dalam surga.”

Demikian pula dengan segenap anggota tubuh lainnya. Semuanya akan nampak indah serta memesona apabila dipergunakan dalam rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kecantikan fisik seorang muslimah bahkan sangat dipengaruhi kecantikan batin. Untuk mendapatkan tubuh yang ramping, maka cobalah untuk berbagi makanan dengan orang-orang fakir-miskin.

Kecantikan sejati seorang muslimah tidak terletak pada keelokan dan keindahan fisik atau keglamoran pakaiannya. Kecantikannya sangat dipengaruhi perilaku dan ketaatannya kepada Allah dan Rasulullah. Kecantikan sebenarnya direfleksikan dalam jiwa.

Maka jadikan malu karena Allah sebagai perona pipinya. Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya. Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya. Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat. Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akhirat. Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu. Tangannya selalu berbuat baik kepada sesama. Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah. Gelangnya adalah tawadhu. Kalungnya adalah kesucian.

[ganna pryadha/voa-islam.com/berbagai sumber]

30 May 2010

Rasululloh SAW Merindukan Mereka

Diriwayatkan oleh Jalaludin al-Suyuthi dalam Tafsir al-Durr al-Mantsur, sebuah dialog antara Nabi besar Muhammad saw sebagai imam dan para sahabatnya sebagai makmum setelah melaksanakan sholat berjama’ah yang haditsnya telah digubah menjadi bentuk puisi:

Dini hari di Madinah Al-Munawwarah
Kusaksikan para sahabat berkumpul di masjidmu
Angin sahara membekukan kulitku
Gigiku gemertak
Kakiku berguncang

Tiba-tiba pintu hujrah-mu terbuka
Engkau datang, ya Rasul Allah

Kupandang Dikau
Assalamu alaika ayyuhan Nabi wa rahmatullah...
Assalamu alaika ayyuhan Nabi wa rahmatullah....
Kudengar salam bersahut-sahutan

Kau tersenyum, ya Rasul Allah, wajahmu bersinar
Angin sahara berubah hangat
Cahayamu menyelusup seluruh daging dan darahku
Dini hari Madinah berubah menjadi siang yang cerah

Kudengar Engkau berkata :
Adakah air pada kalian?
Kutengok cepat gharibah-ku
Para sahabat sibuk memperlihatkan kantong kosong
Tidak ada setetes pun air, ya Rasul Allah

Kusesali diriku
Mengapa tak kucari air sebelum tiba di masjidmu
Duhai bahagianya, jika kubasahi wajah dan tanganmu
Dengan percikan-percikan air dati gharibah-ku

Kudengat suaramu lirih,
Bawakan wadah yang basah

Aku ingin meloncat mempersembahkan gharibah-ku
Tapi ratusan sahabat berdesakan mendekatimu
Kau ambil gharibah kosong
Kau celupkan jari-jarimu

Subhanallah, kulihat air mengalir di sela-sela jarimu
Kami berdecak, berebut, berwudlu dari pancuran sucimu
Betapa sejuk air itu, ya Rasul Allah
Betapa harum air itu, ya Nabi Allah
Betapa lezat air itu, ya Habib Allah
Kulihat Ibnu Mas’ud mereguknya sepuas-puasnya

Qad qamatish shalah
Qad qamatish shalah

Duhai bahagianyaShalat di belakangmu
Ayat-ayat suci mengalir dari suaramu
Melimpah memasuki jantung dan pembuluh darah

Usai shalat Kau pandangi kami
Masih dengan senyum yang sejuk itu
Cahayamu, ya Rasul Allah, tak mungkin kulupakan

Ingin kubenamkan setetes diriku dalam samudera dirimu
Ingin kujatuhkan sebutir debuku dalam sahara tak terhinggamu

Kudengar kau berkata lirih:
"Ayyul khalqi a’jabbu ilakum imanan?
Siapa mahluk yang paling mempesona?"

"Malaikat ya Rasul Allah... "

"Bagaimana Malaikat tidak beriman,
Bukankah meerka berada di samping Tuhan"

"Para Nabi, ya Rasul Allah.."

Bagaimana Nabi tak beriman,
Bukankah kepada mereka turun wahyu Tuhan

Kami, Para Sahabatmu
Bagaimana kalian tidak beriman,
Bukankah Aku di tengah-tengah kalian,
Telah kalian saksikan apa yang Aku saksikan

Kalau begitu siapakah mereka ya Rasul Allah?

Langit Madinah bening, bumi Madinah hening
Kami termangu

Siapa gerangan mereka yang imannya paling mempesona?
Kutahan napasku, kuhentikan detak jantungku, kudengar Sabdamu

Yang paling menakjubkan imannya adalah
Mereka yang datang sesudahku,
Beriman kepadaku
Padahal tidak pernah melihatku, dan berjumpa denganku

Yang paling mempesona imannya
Merka yang tiba setelah aku tiada
Yang membenarkanku
Tanpa pernah melihatku

Bukankah kami ini saudaramu juga, ya Rasul Allah?

Kalian adalah sahabat-sahabatku
Saudaraku adalah mereka yang tidak pernah berjumpa denganku
Mereka beriman pada yang gaib, mendirikan shalat,
Menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka

Kami terpaku
Langit Madinah hening, bumi Madinah hening

Kudengar lagi Engkau SAW berkata :
Alangkah rindunya Aku pada mereka
Alangkah bahagianya aku memenuhi mereka
Suaramu parau, butir-butir air matamu tergenang

Kau rindukan mereka, ya Rasul Allah
Kau dambakan pertemuan dengan mereka ya Nabi Allah


oOo

Wahai Rasulullah, kau ingin bertemu dengan mereka yang tak pernah dijumpaimu, mereka yang bibirnya selalu bergetar menggumamkan shalawat untukmu. Kau ingin datang memeluk mereka, memuaskan Masih kuingat . Kamipun merindukanmu Ya Rosululloh... Ya Habibi. Berlinang air mata ini karena kerinduan padamu. Gemetar bibirku membaca shalawat untukmu...

Yâ wajîhan 'indallâh, isyfa'lanâ 'indallâh.
Wahai yang mulia di sisi Allah, berikanlah syafaat kepada
kami di sisi Allah...

Ya Alloh Pertemukan kerinduan ini...
Ya Alloh Pertemukan kerinduan ini...
Ya Alloh Pertemukan kerinduan ini...

Salam 'alaika ya Rosululloh
Salam 'alaika ya Nabiyalloh
Salam 'alaika ya habiballoh

Budi Hidayat 30 May at 11:12
http://www.facebook.com/home.php?#!/group.php?gid=70309364945

***

27 May 2010

10 Manusia Tersukses di Dunia dan Akhirat (1)

http://www.eramuslim.com/

Inilah 10 manusia tersukses di dunia dan di kahirat, setelah Rasul Muhammad Saw. Mereka adalah tokoh teladan umat Islam sepanjang masa dalam berbagai aspek kehidupan.

Di saat umat Islam hari ini kehilangan profil tokoh, pemimpin dan pribadi yang dapat dijadikan teladan, maka menghadirkan biografi dan cerita kehidupan mereka adalah merupakan keniscayaan.

Sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan : Kalau Anda ingin hidup sukses di dunia dan akhirat, tirulah gaya hidup mereka. Selamat menelusurinya.

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepadanya. Kami berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kami dan dari amal-amal buruk kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada yang mampu menyesatkannya.

Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tiada yang mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Utusan-Nya.

Buku ini berisi riwayat hidup sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, semoga Allah meridhai mereka semua. Ada kebutuhan menuturkan riwayat hidup mereka, supaya kita bisa mencari letak keteladanan dalam kehidupan orang-orang shalih itu.

Dalam buku sirah ini penulis membatasi bahasan hanya dari sisi gambaran, contoh dan kejadian dalam kehidupan Khalifah Empat dan sahabat-sahabat selebihnya dari mereka yang dipastikan masuk surga. Untuk tujuan tersebut, penulis berusaha menulisnya dengan kalimat-kalimat yang mudah dan semata bersandar pada atsar yang shahih dan rujukan-rujukan yang autentik. Kesepuluh sahabat tersebut adalah:

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA
2. ‘Umar bin Khaththab RA
3. ‘Utsman bin ‘Affan RA
4. Ali bin Abu Thalib RA
5. Abu ‘Ubaidah bin Jarrah RA
6. Thalhah bin ‘Ubaidullah RA
7. Zubair bin ‘Awwam RA
8. Abdurrahman bin ‘Auf RA
9. Sa’d bin Abu Waqqash RA
10. Sa’id bin Zaid RA


Penulis memohon kepada Allah semoga menjadikan buku ini bermanfaat bagi penulisnya, penerbitnya dan pembacanya. Sesungguhnya Allah-lah yang berwenang dan kuasa untuk menjadikannya bermanfaat.

(Muhammad Ahmad ‘Isa)

Keutamaan Para Sahabat RA

Pada zaman keteladanan yang baik tidak ada, manusia melenceng dari jalan-jalan hidayah, dan banyak di antara mereka yang tidak menghormati orang-orang yang sebenarnya memiliki keutamaan. Saatnya kita berhenti sejenak untuk merenungkan kehidupan generasi terbaik yang pernah disaksikan dunia—setelah para Nabi.

Itu adalah generasi iman dan tauhid, generasi ibadah dan keikhlasan, generasi keadilan dan konsistensi, generasi kesabaran dan keteguhan, generasi jihad dan heroisme. Itulah generasi para sahabat yang mulia.

Itulah generasi unik yang menjalan Islam dengan sempurna dan paripurna. Mereka tahu, dan mengetahui mereka lurus. Mereka paham, dan pemahaman mereka itu baik.

“Itulah generasi yang menyatukan idealita dan realita. Generasi yang mengejawantahkan idealita-idealita Islam dalam realitas, dan mengangkat realitas manusia ke tingkatan idealita. Kita sangat butuh untuk mengenali generasi ini, agar kita tahu letak keteladanan bagi kita dalam realitas kita hari ini. Dan untuk kita jadikan tolok ukur dalam mengetahui jauh atau dekatnya kita dari hakikat Islam.”

Allah SWT meminta kaum muslimin untuk meneladani Rasulullah SAW, mengikuti jejak generasi emas tersebut, dan menghubungkan diri mereka dengan generasi tersebut. Allah berfirman,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab [33]: 21)

Allah SWT juga berfirman,

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Al-Hasyr [59]: 9)

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.'" (QS Al-Hasyr [59]: 10)

Inilah generasi unik yang menjadi media Allah untuk memberi kejayaan bagi Islam. Generasi ini sebenarnya bisa terulang dalam realitas kehidupan asalkan generasi penerus mengikuti jalan yang sama, meskipun memang keutamaan sahabat itu tidak mungkin dikejar.

Di antara kewajiban kita terhadap generasi sahabat ini adalah mencintai mereka, loyal kepada mereka, dan mengenali keutamaan mereka. Ini merupakan bagian dari inti akidah Islam yang membedakan antara Ahlussunnah dengan ahli bid’ah.

Karena cinta kepada para sahabat merupakan bagian dari agama dan keimanan, sedangkan mencaci dan membenci para sahabat adalah bagian dari kesesatan dan kehinaan.

(bersambung)

Nama-Nama Mulia Nabi Muhammad SAW




Oleh : Annemarie Schimmel

DALAM pemahaman berbagai agama, nama seseorang mempunyai suatu kekuatan yang istimewa. Nama merupakan petunjuk, perlambang, simbol, representasi dari sebuah hasrat adiluhung yang dengan cara misterius mempengaruhi orang-orang yang diberi nama. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa kaum Muslim beranggapan bahwa nama Nabi mengandung suatu berkah yang sangat istimewa.

Muhammad dan Ahmad
Hassan bin Tsabit, penyair Nabi, dalam salah satu syairnya menunjukkan hubungan antara nama Muhammad dan mahmud, salah satu nama Allah. Muhammad adalah bentuk pasif-partisip dari bentuk kedua kata kerja hamada “memuji, menyanjung,” dan mengandung arti “(dia yang) patut dipuji, (orang yang) sering disanjung.” Mahmud adalah bentuk pasif-partisip dari bentuk pertama dari akar kata kerja yang sama, “(dia yang) dipuji, kepada siapa pujian ditujukan.” Karena surat pertama dalam al-Quran dimulai dengan Al-Hamdu lillah, “Segala puji bagi Allah”, maka Allah adalah “Yang patut dipuji,” yaitu mahmud par excellence. Al-Darimi, pengumpul hadis abad kesembilan, menjelaskan bahwa Nabi bernama Muhammad dan Ahmad. Umatnya adalah umat terpuji (hamd) yang ritus shalatnya dimulai dengan pujian (hamd).

Di antara nama-nama itu, Ahmad telah mendapatkan makna khusus dalam teologi Islam. Surat 61:5 menyatakan bahwa Allah akan “mengutus seorang nabi dengan nama Ahmad,” atau “yang namanya sangat patut dipuji.” Kalimat ini dianggap oleh kaum Muslim sebagai acuan kepada Paraclete yang kehadirannya telah diramalkan dalam Kitab Injil Yahya. Dengan penafsiran semacam itu, Ahmad menjadi diterima secara umum sebagai nama Nabi dalam Kitab Taurat dan Injil. Dalam Mastnawi-nya, Rumi mengatakan bahwa beberapa orang Kristen kuno suka mencium nama Ahmad dalam Injil.

Di samping nama-nama yang disebutkan oleh Nabi sendiri, kaum Muslim mengembangkan berbagai nama untuknya yang mereka katakan berasal dari al-Quran atau hadis. Tetapi bahkan sembilan puluh sembilan nama tampaknya tidaklah cukup bagi Nabi. Segera saja dua ratus nama dikemukakan satu demi satu, selanjutnya bahkan seribu nama. Kepercayaan umum menyatakan bahwa Nabi dipanggil dengan nama tertentu oleh setiap jenis makhluk. Para penyair juga tak henti-hentinya menemukan nama-nama baru bagi Nabi tercinta. Rangkaian julukan yang indah-indah ini, yang dikemukakan dengan sangat mencolok segera dikenal di mana-mana. Selanjutnya atribut-atribut Nabi sering digunakan sebagai nama-nama panggilan, baik secara sendiri-sendiri, atau dengan digabungkan.

Nama Nabi untuk Kelahiran Anak Laki-laki
Karena nama Muhammad mengandung berkah yang sangat kuat, setiap anak lelaki harus diberi nama itu, atau paling tidak salah kata jadiannya atau padanannya. Imam Ja’far al-Shadiq, Imam Keenam Syi’ah, menyatakan bahwa Allah akan menyeru pada Hari Kiamat: “Setiap orang yang bernama Muhammad hendaklah bangkit dan masuk surga!”

Tetapi penggunaan nama untuk setiap anak laki-laki juga mengandung aspek lain. Dikhawatirkan sejak tahun-tahun pertama Islam bahwa nama Nabi mungkin akan menjadi ternoda karena terus-menerus dipakai di kalangan orang beriman. Tentu saja, kaum Muslim juga memanggil anak-anak mereka dengan nama-nama dari para nabi terdahulu, seperti Musa, Sulaiman, atau ‘Isa. Tetapi, tidakkah menyakitkan hati jika kita mendengar para orangtua mencela putra mereka Muhammad, mengata-ngatainya, atau jika ada orang yang bernama Muhammad dinyatakan sebagai penipu atau pezina?

Satu cara untuk mengatasi kesulitan itu adalah dengan menambahkan satu kata penghormatan jika menyebut nama Nabi, seperti misalnya sayyidina. Cara lainnya adalah dengan vokalisasi yang berbeda jika digunakan untuk manusia biasa. Orang juga mungkin memendekkan nama itu. Dengan demikian, kita tidak perlu takut menodai nama Nabi yang mulia.

Berikut ini adalah nama-nama mulia Muhammad saw:
• ‘Abduhu, Hamba-Nya (surat 17:1, 53:10)
• ‘Abdullâh, Hamba Allah
• ‘Âdil, Yang Adil
• ‘Âqib, Yang Mengikuti, Yang Terakhir
• Abthahî, Milik al-Bathha (daerah di seputar Makkah)
• Ahmad (surat 61:6)
• Âkhir, Terakhir. Juga sebuah nama Allah
• Amîn, Yang Terpercaya (surat 26:107, 81:21)
• Amîr, Pangeran, Pemimpin
• Aulâ’, Yang Lebih Patut, Yang Lebih Baik (surat 33:6)
• Awwal, Pertama. Juga sebuah nama Allah
• Azîz, Yang Mulia (surat 9:128). Juga sebuah nama Allah
• Basyîr, Pembawa Kabar-kabar Baik (surat 7:88)
• Bâthin, Yang Batin. Juga sebuah nama Allah
• Dâ’î, Penyeru (surat 33:46)
• Fâtih, Yang Membuka, Yang Menaklukkan
• Habîb Allâh, Sahabat Tercinta Allah
• Hâdî, Yang Memandu ke Kebenaran (surat 13:7)
• Hafî, Yang Tahu (surat 7:187)
• Hâfizh, Yang Menjaga. Juga sebuah nama Allah
• Hakîm, Yang Arif, Bijaksana. Juga sebuah nama Allah
• Hamid, Yang Memuji
• Hâ-mîm (permulaan surat 40:46)
• Haqq, Kebenaran (surat 3:86)
• Hârîsh ‘alaikum, Penuh Perhatian terhadap Anda (surat 9:128)
• Hasîb, Yang Mulia. Juga sebuah nama Allah
• Hâsyimî, Dari Keluarga HASyim
• Hâsyir, Yang Mengumpulkan Manusia (pada Hari Kiamat)
• Hijâzî, Dari Hijaz
• Jawwâd, Yang Pemurah
• Kalîm Allâh, Dia yang kepadanya Allah Berfirman (biasanya nama kehormatan Musa)
• Kâmil, Yang Sempurna
• Karîm, Yang Pemurah (surat 81:19). Juga sebuah nama Allah
• Khalîl, Sahabat Baik (biasanya nama kehormatan Ibrahim)
• Khâtam al-Anbiyâ’, Penutup Para Nabi (surat 33:40)
• Khâtim, Penutup (surat 33:40)
• Ma’lûm, Termasyhur
• Ma’mûn, Tepercaya
• Mad’û, Yang Diseru
• Mahdî, Yang Terbimbing Baik
• Mâhî, Yang Menghapus (kedurhakaan)
• Mahmûd, Yang Terpuji
• Manshûr, Yang Ditolong (oleh Allah), Yang Berjaya
• Masyhûd, Yang Tersaksikan
• Matîn, Yang Kukuh
• Mishbâh, Dian, Lampu (surat 24:35)
• Mubasysyir, Pembawa Kabar Baik (surat 33:45)
• Mubîn, Jelas, Nyata (surat 15:89)
• Mudatstsir, Yang Berselimut (surat 73:1)
• Mudharî, Dari Suku Mudhar
• Mudzakkir, Yang Mengingatkan
• Muhammad (surat 3:144, 33:40, 47:2, 48:29)
• Muharram, Yang Terlarang, Suci
• Mujîb, Yang Menjawab. Juga sebuah nama Allah
• Mujtabâ, Yang Terpilih
• Mukarram, Yang Mulia
• Munîr, Bercahaya (surat 33:46)
• Munjî, Yang Menyelamatkan, Yang Menyampaikan
• Muqtashid, Mengambil sebuah Jalan Tengah (surat 35:32)
• Murtadhâ, Yang Diridhai
• Mushaddiq, Yang Menyatakan Kebenaran (surat 2:101)
• Mushthafâ, Yang Terpilih
• Mutha’, Yang Ditaati (81:21)
• Muthahhar, Suci
• Muthî’, Taat
• Muzammil, Yang Terbungkus (surat 74:1)
• Nabî al-Rahmah, Nabinya Rahmat
• Nabî al-Tawbah, Nabinya Tobat
• Nabî, Nabi (banyak terdapat dalam al-Quran)
• Nadzîr, Pemberi Peringatan (surat 33:45 dan sering)
• Najî Allâh, Sahabat Karib Allah (biasanya nama kehormatan Musa)
• Nâjî, Keselamatan
• Nâshir, Yang Menolong. Juga sebuah nama Allah
• Qarîb, Dekat. Juga sebuah nama Allah
• Qâsim, Yang Membagi (sebenarnya Abû’l Qâsim, ayah Qasim yang merupakan kunyah/julukan atau panggilan yang lazim untuk Nabi)
• Qawî, Kuat. Juga sebuah nama Allah
• Quraisyî, Dari Suku Quraisy
• Ra’ûf, Lembut (surat 9:128). Juga sebuah nama Allah
• Rahîm, Penyayang (surat 9:128). Juga sebuah nama Allah
• Rasûl al-Malâhim, Rasulnya Pertempuran-pertempuran Hari-hari Terakhir
• Rasûl al-Rahmah, Rasulnya Rahmat
• Rasûl, Rasul, Utusan (banyak terdapat dalam al-Quran)
• Rasyîd, Yang Terbimbing (surat 11:78)
• Sayyid, Tuan (surat 3:39)
• Shâdiq, Yang Lurus, Tulus, Suci (surat 19:54), digunakan untuk Isma’il
• Shafî Allâh, Sahabat Tulus Allah (biasanya nama kehormatan Adam)
• Sirâj, Dian, Lampu (surat 33:46)
• Syâfi, Yang Menyembuhkan
• Syâhid, Saksi (surat 33:45)
• Syahîd, Yang Menyaksikan, Saksi. Juga sebuah nama Allah
• Syahîr, Termasyhur
• Syakûr, Yang Banyak Bersyukur. Juga sebuah nama Allah
• Thâhâ (surat 20:1)
• Thâsîn (surat 27:1)
• Thayyib, Yang Baik
• Tihâmî, Dari Tihama
• Ummî, Buta Huruf (surat 21:107)
• Walî, Sahabat, Yaitu Menolong, Yang Berbuat Kebaikan. Juga sebuah nama Allah
• Yâ Sîn (surat 36:1)
• Yatîm, Yatim (surat 93:6)
• Zhâhir, Yang Lahir, Eksternal. Juga sebuah nama Allah.

(Annemarie Schimmel)

http://www.facebook.com/home.php?#!/imam.p.hartono

26 May 2010

Angka Tujuh Membuktikan Mukjizat Terbesar Nabi Muhammad SAW

http://www.voa-islam.com/

Data angka membuktikan bahwa Quran tidak berubah dan diselewengkan. Beberapa orang percaya bahwa Quran, yang ada di tangan kita hari ini tidak lengkap dan mengandung sejumlah besar ayat-ayat yang disembunyikan ... Dapatkah bahasa angka untuk membuktikan keyakinan yang keliru ini ?....

Beberapa menyatakan bahwa Quran Utsmani, semoga Allah meridhainya bahwa Ia telah membakar banyak ayat Al Quran ketika dia mengumpulkan Al Qur’an. Mereka mengatakan; Utsman telah membakar segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ide-ide dan pendapatnya ... Dan oleh karena itu Al Quran kehilangan banyak Firman Tuhan, Apakah pandangan ini benar? Bisakah angka-angka membuktikan bahwa Qur'an sesuai keasliannya dan lengkap seperti diungkapkan oleh Allah, tanpa penambahan dan pengurangan?

Pada artikel ini kita tidak akan menggunakan retorika, tapi kita akan menggunakan bahasa angka-angka yang akan menjawab bagi siapapun yang menolak atau meragukannya. Anggapan bahwa Al Qur’an telah diselewengkan dan dikurangi berarti akan merubah jumlah angka-angka yang akan dibuktikan.

Jika kami menemukan bahwa jumlah ayat, surat dan kata-kata sesuai dengan perhitungan yang detail, hal itu menunjukkan bahwa Quran adalah lengkap, seperti yang dijelaskan oleh Allah. Allah berfirman: (Tidak terdapat kesalahan di depan maupun dibelakang. Ia diturunkan oleh Dzat yang maha perkasa lagi bijaksana (Fushshilat: 42). Ini adalah bukti firman Allah: “Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan kamilah yang menjaganya” (Al Hadid: 9)

Apa yang cocok untuk urutan angka keajaiban ini ???????

Tujuh (7) adalah angka yang memiliki nilai tersendiri dalam Al Qur’an. Ia disebut sebagai As Sab’u Al Masani (tujuh ayat yang senantiasa di ulang-ulang sepanjang zaman) dialah al Fatihah. Thowaf di Kabah juga dilaksanakan tujuh kali putaran. Sujud, juga harus bersentuhan tujuh anggota badan, setiap atom dari atom-atom alam semesta terdiri dari tujuh lapisan. Tanah dimana kita hidup terdiri dari tujuh lapisan, langit diatas kita juga terdiri dari tujuh tingkat, bilangan hari juga ada tujuh hari, dan masih banyak lagi misteri tentang bilangan tujuh.

Dalam sebuah ayat: (dan kemudian berbalik ke langit dan membuat mereka tujuh langit, dan Dia maha mengetahui atas segala sesuatu [Al-Baqarah: 29].

Saudara saya ajak untuk merenungkan angka tujuh. Angka ini punya kaitan dengan keajaiban Al Qur’an. Dan menunjukkan Al Qur’an adalah mukjizat terbesar. Ia tidak di tambah dan tidak di kurangi, baik ayat maupun hurufnya.

Kita semua tahu bahwa jumlah ayat-ayat Al-Qur'an adalah Surah 114, dan jumlah ayat-ayat Al-Qur'an adalah ayat 6.236. Dan tentu saja bergantung pada Al-Quran yang ada di tangan kami, sebuah Quran Madinah. Turunnya Al Quran adalah 23 tahun.

Apa kaitannya angka tujuh dengan angka-angka diatas???


"Allah menurunkan Al-Qur'an 114 surat dalam 23 tahun.

angka yang dihasilkan dari deretan 23 dan 114 = 23.114 jumlah ini merupakan kelipatan dari tujuh (7) di kedua arah.

Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 23.114 = 7 × 3.302

Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 41.132 = 7 × 5.876

Oke, dalam penemuan selanjutnya: "Allah menurunkan ayat-ayat Alquran 6.236 dalam 23 tahun.

Angka 23, 6.236 dan output dari deretan angka-angka ini adalah 236.236 yang merupakan kelipatan tujuh di kedua arah juga.

Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 236.236 = 7 × 33.748

Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 632.632 = 7 × 90.376

Oke, kita lanjutkan: bahwa Allah menurunkan Al Qur’an 6.236 ayat dan ditempatkan di 114 surat.

Gabungan dari 6.236 ayat dan 114 surat adalah 1.146.236, sejumlah tempat yang terdiri dari tujuh merupakan kelipatan dari tujuh di kedua arah.

Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 1146236 = 7 × 163.748

Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 6326411 = 7 × 903.773

Dari beberapa data yang saya tulis, dengan bukti yang jelas, apakah Anda masih ragu kalau Al Qur’an adalah bukan mukjizat Nabi Muhammad atau Al Qur’an pernah ditambah atau dikurangi?

Kita semua tahu bahwa ayat pertama dalam Alquran adalah (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) dan ayat terakhir dalam Quran adalah (مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ), dari dua ayat ini kita akan mengetahui bahwa setiap huruf dari al Qur’an tidak ada tambahan dan pengurangan. Ini menunjukkan bahwa Al Qur’an dari awal sampai akhir adalah asli dan benar.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Kalau di angkakan, kalimat bismillah… adalah sejumlah 6 (بسم), 3 (الله) ,4 (الرحمن), 6 (الرحيم) , kita dihadapkan dengan nomor: 6.643 dan jumlah ini merupakan kelipatan dari tujuh adalah sama dengan:

6.643 = 7 × 949

Tapi apakah ini suatu kebetulan dan bagaimana untuk memastikan itu bukan suatu kebetulan? Jawabannya adalah bahwa kita beralih ke ayat lain dalam Alquran, dan menulis bahasa kata-kata: مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Tetapi kalau diangkakan, ayat terakhir surat An Nas ini sebagai berikut: 5 1 5 2 atau 5.152 merupakan kelipatan dari tujuh juga, di mana kita dapat mengatakan:

5.152 = 7 × 736

Perhatikan, ayat pertama dan ayat terakhir dari Al Qur’an sama. SUBHANALLAH.

Tapi apakah aturan ini berlaku untuk kata pertama dan kata terakhir dalam Quran?

Kata pertama dalam Quran adalah (بسم) telah diulang dalam Al-Qur'an 22 kali, dan kata terakhir dalam Al-Quran adalah (الناس), telah diulang dalam Al-Quran 241 kali, kata-kata ini dalam angka sebagai berikut: 241 22 dan adalah membentuk untuk memiliki sejumlah 24.122 kelipatan dari tujuh, yaitu:

24.122 = 7 × 3.446

Sesuai Asbabun Nuzul, kata pertama dalam yang turun adalah اقرأ dan kata terakhir (لا يظلمون) yang berarti: (Dan takutlah kalian akan hari ketika kalian akan di kembalikan kepada Allah dan kemudian setiap jiwa akan wafat dan mereka tidak akan dirugikan) [Al-Baqarah: 281], dan ketika mencari kata (اقرأ), kita menemukan itu diulang 3 kali dalam Quran, tetapi firman (يظلمون) terulang 15 kali. Kita menemukan angka-angka yang bahasa kata pertama diulang 15 kali dan kedua 3 kali dan jumlah yang dihasilkan deretan angka-angka ini adalah 315 merupakan kelipatan dari tujuh sebagai berikut:

315 = 7 × 45

Akhirnya, pertama Surah dalam Al-Quran diberi nomor 1 dan Surah terakhir diberi nomor 114, dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada lebih dan tidak kurang, kita menemukan referensi numerik dalam dua angka 1 dan 114, ketika kita gabungkan, kita mendapatkan nomor baru adalah 114-1 merupakan kelipatan dari angka tujuh juga:

1141 = 7 × 163

لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد


(tidak pernah datang dalam Al Qur’an suatu kebatilan, baik dari arah depan maupun belakang. Diturunkan oleh Dzat yang Maha bijaksana lagi Maha terpuji

والله أعلم بالصواب

[[[]]]]
Disusun oleh: Abu Raghib Al Bakhtari dalam www.imanicollection.com

MUTIARA DIBALIK MAKNA “SHALAWAT”

Ustadz M. Quraish Shihab

Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw. diakui sebagai manusia paripurna, yang seluruh gerak hidupnya dijaga Allah dari segala kecelaan (ma’shum) dan menjadi suri tauladan bagi umatnya. Karenanya, kaum muslimin dianjurkan untuk mendoakan beliau dalam bentuk "shalawat' sebagai pengakuan akan kemuliaannya dan permohonan curahan rahmat dan petunjuk dari Allah.

Rasulullah saw bersabda,“Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat (mencurahkan rahmat) atas shalawat itu kepadanya sepuluh kali.”
(HR. Muslim melalui Abdullah ibn Umar).

Guna memenuhi perintah bershalawat dan mengirimkan salam kepada Nabi Muhammad Saw, maka dalam rangkaian ritual Tahlil sekian redaksi shalawat ditampilkan untuk dibaca. Ada yang singkat padat dan ada yang rinci menyeluruh.

Yang akan dijelaskan adalah yang rinci dan diharapkan dapat mencakup sebanyak mungkin curahan shalawat, walau hanya sekali terucapkan. Shalawat yang dimaksud adalah:

اللهم صل أفضل الصلاة على أسعد مخلوقاتك نور الهدى سيدنا ومولانا محمد وعلى آل سيدنا محمد عدد معلوماتك ومداد كلماتك كلما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكرك الغافلون

“Ya Allah, curahkanlah rahmat yang paling utama untuk mahluk-Mu yang paling berbahagia, yang merupakan cahaya petunjuk , yakni Junjungan kami Muhammad dan juga kepada keluarga junjungan kami, Muhammad, sebanyak bilangan pengetahuan-Mu, serta seluas tinta-tinta yang mampu menulis kalimat-kalimat-Mu. Shalawat kita tercurah setiap diingat oleh yang para pengingat dan setiap lalai dari orang-orang yang lalai mengingat-Mu.”

Shalawat memiliki banyak keistimewaan, antara lain: Pertama, yang dimohonkan adalah shalawat paling utama. Seperti yang disebut sebelum ini, ada redaksi shalawat paling sederhana, namun belum mencapai batas baik. Ia sekadar permohonan shalawat, tanpa pujian kepada Nabi Muhammad Saw. dan tanpa memohonkan untuk keluarga beliau. Ada juga yang baik, walau belum mencapai yang terbaik. Dan, tentu ada yang mencapai puncak, yang tiada lagi ada yang melebihinya. Yang dimohonkan oleh shalawat Tahlilan ini adalah shalawat yang paling utama, yang tiada lagi ada yang melebihinya itu.

Kedua, dalam shalawat di atas disebutkan dua pujian utama bagi Nabi Muhammad Saw. Pujian pertama merupakan pengakuan bahwa beliau adalah mahluk Allah yang paling berbahagia. Kita lihat bukan sekedar manusia yang paling berbahagia, tetapi juga mahluk-Nya, termasuk para malaikat yang demikian dekat kepada Allah, yang berlaku sepanjang masa sejak Allah menciptakan mahluk hingga akhir masa.

Pujian kedua, beliau adalah cahaya petunjuk, yakni beliau bukan sekedar pemberi petunjuk, tetapi juga petunjuk, bahkan cahaya petunjuk itu sendiri. Ini berarti pengakuan bahwa beliau membawa dampak amat positif bagi seluruh mahluk. Memang, seperti firman Allah “Kami tidak mengutus engkau kecuali membawa rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiyâ’ [21]: 107). Malaikat Jibril pernah ditanya oleh Nabi Muhammad Saw: “Apakah engkau juga memperoleh rahmat yang kubawa itu?” Malaikat mulia itu menjawab: “Ya, aku memperolehnya antara lain melalui firman-Nya yang kusampaikan kepadamu bahwa “Al-Quran dibawa turun oleh ar-Rûh al-Amîn.” (QS. Asy-Syu’arâ’ [26]: 193). Dengan ayat ini aku meraih pujian-Nya dan anugerah keamanan-Nya.”

Ketiga, bilangan shalawat yang dimohonkan tidak hanya sekali atau dua kali, tapi sebanyak bilangan yang diketahui Allah.

Redaksi shalawat ini menekankan lebih jauh lagi, di mana shalawat yang dimohonkan itu bukan hanya sebanyak yang diketahui Allah, tetapi juga sebanyak tinta yang dapat digunakan melalui kalimat-kalimat-Nya. Tahukah anda berapa banyak tinta itu? Pasti tidak dan hanya Allah yang mengetahuinya. Dia hanya memberikan kepada manusia ilustrasi, sekedar untuk mendekatkan pemahamannya, dengan firman-Nya: “Seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta ditambah dengan tujuh laut lagi, sesudah (keringnya) itu, niscaya tidak habis dituliskan kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqmân [31]: 27).

Bukan hanya sampai di sana permohonan shalawat ini. Shalawat dimohonkan tercurah setiap saat, bukan hanya saat mahluk mengingat Allah, tetapi juga pada saat ada makhluk yang lalai mengingat-Nya. Ini berarti tidak ada saat tanpa shalawat sebanyak yang dimohonkan di atas, karena hanya ada dua kemungkinan bagi makhluk dalam hal ingatan kepada-Nya, mengingat atau tidak mengingat. Kalau keduanya telah disebut, maka tidak ada sesaatpun yang lowong dari shalawat.

Tiga kali redaksi shalawat ini diucapkan, dengan sedikit perbedaan; yang pertama menyifati Nabi Saw. dengan Nûr al-Hûda (cahaya petunjuk), yang kedua dengan Syams adh-Dhuhâ (cahaya matahari) pada saat ia naik sepenggalahan, dan yang ketiga adalah Badr ad-Dujâ (cahaya bulan purnama) saat kelamnya malam.

Cahaya petunjuk telah dijelaskan maknanya sebelum ini. Tahukah anda apa makna “cahaya matahari pada saat naik sepenggalahan?” Ketika naik sepenggalahan, cahaya matahari memancar menerangi seluruh penjuru. Pada saat yang sama, ia tidak terlalu terik, sehingga tidak mengakibatkan gangguan sedikitpun, bahkan panasnya memberikan kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan. Di sisi lain, kita hendaknya ingat bahwa matahari tidak membedakan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain. Kalaupun ada sesuatu yang tidak tersentuh cahayanya, maka hal itu bukan disebabkan oleh matahari, melainkan karena posisi lokasi itu sendiri yang terhalangi sesuatu.

Itulah gambaran tentang adh-dhuhâ (matahari ketika naik sepenggalahan), di mana seperti itulah ilustrasi kehadiran Rasul Saw. yang sinarnya demikian jelas, menyenangkan, dan menyegarkan itu.

Pada sisi lain, shalawat ini juga menyebut Nabi Muhammad Saw. sebagai Badr ad-Dujâ (purnama saat kelamnya malam), yang antara lain mengisyaratkan keindahan penampilan dan akhlak beliau, serta kebutuhan manusia akan kehadirannya. Bukankah pada malam-malam kelam kita sangat membutuhkan sinar? Secercah sinarpun jadilah. Sungguh bersyukur jika purnama menampilkan dirinya, karena ketika itu keindahan hadir bersama bimbingan. Kita membutuhkan kehadiran Nabi Muhammad Saw. pada saat kelamnya hidup. Tanpa kehadiran beliau, bukan hanya keindahan yang lenyap tetapi arahpun tidak diketahui. Demikian sekelumit ilustrasi tentang Badr ad-Dujâ.

Sumber :
Disunting dari buku "Perjalanan Menuju Keabadian" karya M. Quraish Shihab, yang diterbitkan oleh Penerbit Lentera Hati,
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana - Semoga bermanfaat